Secara umum macam-macam cedera yang mungkin terjadi adalah: cedera memar, cedera ligamentum, cedera pada otot dan tendo, perdarahan pada kulit, dan pingsan (Taylor, 1997: 63). Struktur jaringan di dalam tubuh yang sering terlibat dalam cedera olahraga adalah: otot, tendo, tulang, persendian termasuk tulang rawan, ligamen, dan fasia (Mirkin & Hoffman, 1984:107)
Cedera pada Otot atau Tendo dan Ligamen
Ada dua jenis cedera pada otot atau tendo dan
ligamentum,yaitu :
a) Sprain
Menurut Sadoso (1995: 11-14) “sprain adalah cedera
pada ligamentum, cedera ini yang paling sering terjadi pada berbagai cabang
olahraga.” Giam & Teh (1993: 92) berpendapat bahwa sprain adalah cedera
pada sendi, dengan terjadinya robekan pada ligamentum, hal ini terjadi karena
stress berlebihan yang mendadak atau penggunaan berlebihan yang berulang-ulang
dari sendi.
Berdasarkan berat ringannya cedera Giam & Teh
(1992: 195) membagi sprain menjadi tiga tingkatan,yaitu:
§
Sprain
Tingkat I
Pada cedera ini terdapat sedikit hematoma dalam
ligamentum dan hanya beberapa serabut yang putus. Cedera menimbulkan rasa nyeri
tekan, pembengkatan dan rasa sakit pada daerah tersebut.
§
Sprain
Tingkat II
Pada cedera ini lebih banyak serabut dari ligamentum
yang putus, tetapi lebih separuh serabut ligamentum yang utuh. Cedera
menimbulkan rasa sakit, nyeri tekan, pembengkakan, efusi, (cairan yang keluar)
dan biasanya tidak dapat menggerakkan persendian tersebut.
§
Sprain
Tingkat III
Pada cedera ini seluruh ligamentum putus, sehinnga
kedua ujungya terpisah. Persendian yang bersangkutan merasa sangat sakit,
terdapat darah dalam persendian, pembekakan, tidak dapat bergerak seperti
biasa, dan terdapat gerakan–gerakan yang abnormal.
b) Strain
Menurut Giam & Teh (1992: 93) “strain adalah
kerusakan pada suatu bagian otot atau tendo karena penggunaan yang berlebihan
ataupun stress yang berlebihan.” Berdasarkan berat ringannya cedera (Sadoso, 1995:
15), strain dibedakan menjadi 3 tingkatan, yaitu:
§
Strain
Tingkat I
Pada strain tingkat I, terjadi regangan yang hebat,
tetapi belum sampai terjadi robekan pada jaringan muscula tendineus.
§
Strain
Tingkat II
Pada strain tingkat II, terdapat robekan pada unit
musculo tendineus. Tahap ini menimbulkan rasa nyeri dan sakit sehingga kekuatan
berkurang.
§
Strain
Tingkat III
Pada strain tingkat III, terjadi robekan total pada
unit musculo tendineus. Biasanya hal ini membutuhkan tindakan pembedahan, kalau
diagnosis dapat ditetapkan.
Menurut Depdiknas (1999: 632) “otot merupakan urat
yang keras atau jaringan kenyal dalam tubuh yang fungsinya untuk menggerakkan
organ tubuh”. Pengertian tendo menurut Hardianto Wibowo (1995: 5) adalah
jaringan ikat yang paling kuat (ulet) berwarna keputih-putihan, bentuknya bulat
seperti tali yang memanjang. Adapun strain dan sprain yang mungkin terjadi
dalam cabang olahraga renang yaitu punggung, dada, pinggang, bahu, tangan,
lutut, siku, pergelangan tangan dan pergelangan kaki.
Menurut Hardianto Wibowo (1995: 16) penanganan yang dilakukan pada cedera
tendo dan ligamentum adalah dengan diistirahatkan dan diberi pertolongan dengan
metode (RICE). Artinya:
R (Rest)
: diistirahatkan pada bagian yang cedera.
I (Ice)
:
didinginkan selama 15 sampai 30 menit.
C (Compress)
: dibalut tekan pada bagian yang cedera dengan bahan yang elastis, balut tekan
di berikan apabila terjadi pendarahan atau pembengkakan.
E (Elevate)
: ditinggikan atau dinaikan pada bagian yang cedera.
Perawatan yang dapat dilakukan oleh pelatih, tim medis
atau lifeguard menurut Hardianto wibowo (1995:26) adalah sebagai berikut:
§
Sprain/strain
tingkat satu (first degree)
Tidak perlu pertolongan/ pengobatan, cedera pada
tingkat ini cukut diberikan istirahat saja karena akan sembuh dengan
sendirinya.
§
Sprain/strain
tingkat dua (Second degree).
Kita harus memberi pertolongan dengan metode RICE.
Disamping itu kita harus memberikan tindakan imobilisasi (suatu tindakan yang
diberikan agar bagian yang cedera tidak dapat digerakan) dengan cara balut
tekan, spalk maupun gibs. Biasanya istirahat selama 3-6 minggu.
§
Sprain/strain
tingkat tiga (Third degree).
Kita tetap melakukan metode RICE, sesuai dengan urutanya kemudian
dikirim kerumah sakit untuk dijahit/ disambung kembali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar